Jumat, 15 Oktober 2010

HUT: Tak Sebatas Membirukan Jalanan


HUT: Tak Sebatas Membirukan Jalanan

Logo HUT Ke-9 Partai Demokrat
MERAYAKAN sebuah ulang tahun bagi siapapun tentu sah saja. Dan bukan suatu yang berlebihan bila Partai Demokrat pun pada ulang tahunnya ke-9 mencoba merayakannya. Ulang tahun ke-9 itu tepatnya jatuh di tanggal 9 September 2010 lalu. Namun karena bertepatan dengan akhir Ramadan, resepsi akbar baru akan dilakukan, Minggu, 17 Oktober 2010 di Istora Senayan, Jakarta.
Perjalanan menuju 17 Oktober itu,  telah diisi dengan berbagai kegiatan sosial; mulai dari melakukan aksi kebersihan lingkungan di lima wilayah DKI Jakarta dan Kabupaten Administrasi Kepuluan Seribu, donor darah  hingga penanaman pohon.
Bertepatan dengan aksi menanam pohon, termasuk menanam Mangrove di Pulau Pramuka, yang secara simbolis dilakukan oleh Marzuki Alie, Ketua DPR yang juga Pembina Partai Demokrat, Sabtu pekan lalu, negeri kita sedang menghadapi keprihatinan mendalam diwarnai oleh banjir bandang di Wasior, Papua Barat.
Banyak pengamat menduga banjir itu karena faktor pembalakan liar. Presiden SBY mengatakan, untuk sementara menyebutkan, banjir belum bisa dikatakan karena pembalakan liar. Namun  kuat dugaan, banjir bandang yang terjadi, selain faktor tingginya curah hujan belakangan, ditingkah oleh perubahan cuaca, terlebih karena  kurang terencananya kita mengelola lingkungan hidup, termasuk dalam mengambil dan mengeksplor lingkungan; potensi kayu misalnya.
Di daerah berkontur berbukit berpegunungan, sangat sensitif bila menebang pohon, terutama berbatang besar dengan akar-akar tunggang yang telah berabad-abad menjaga ara tanah tak tersaput air.  Karenanya setiap langkah  memanfatkan hasil hutan, sesuai amanah Undang-Undang menggunakan Analisa Dampak Lingkungan (Amdal). Namun dalam pelaksanaannya Amdal acap hanya diasosiasikan sebatas selembar kertas menerakan Amdal, lalu berkorelasi dengan nominal rupiah yang dikeluarkan, untuk mendapatkannya.
Laku instan mendapatkan kemudahan Amdal itu,  bisa jadi mengipas penyebab mudaratnya ranah kehidupan itu.
Karenanya program menanam pohon yang dilakukan dalam gelaran rangkaian HUT Partai Demokrat, oleh Ketua Umum Anas Urbaningrum,  secara simbolis  ingin menyampaikan premis, bahwa kita harus berbuat sebelum memetik.
“Melalui laku menanam, melatih diri bersabar, memiliki kepedulian merawat untuk mendapatkan hasil yang baik,” ujar Anas. Singkatnya tidak menanam kok malah mengambil, apalagi merusak; sebuah laku yang tidak fair bagi lingkungan kehidupan.
Dan gelaran kegiatan sosial Melanjutkan Bakti untuk Negeri itu, tema ulang tahun ke-9 Partai Demokrat kali ini, sesungguhnya sebuah untaian rangkaian premis: melakukan aksi bersih lingkungan, termasuk dengan memberikan sapu, pengki, ke berbagai lingkungan, adalah untuk  menandakan bahwa kita harus hidup bersih, di mana pun itu, termasuk menghindari diri dari laku korup dan memakan hak orang lain.
Menanam menyampaikan pesan bahwa untuk memakan atau mendapatkan sesuatu, kita harus berbuat terlebih dahulu. Sedangkan  mendonorkan darah – - tiga program sosial yang di jalan itu – - melatih diri untuk selalu peduli sesama, berbuat bagi kehidupan, berbuat bagi masyarakat lain yang saling membutuhkan.
“Sehingga ulang tahun kita ini, kita peringati demi mengajak diri masing-masing untuk berbuat, berinvestasi, lalu hidup bersih dalam memakan atau mengolah sesuatu sekaligus berlaku sebagai makhluk sosial peduli menolong sesama demi meningkatnya kebaikan hidup bersama,” tutur Anas Urbaningrum.
Bergitulah Pembaca, Tajuk Demokrat hari ini berkait ke gelaran perayaan HUT ke-9 Partai Demokrat.***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar